Senin, 10 Juni 2013

Contoh Draf Proposal Komunikasi Politik

Nama               : Yusof Bin Rosman
Nim                 : 30600109031
Jurusan            : Ilmu Politik
Judul                           : Dampak Kampanye Terhadap Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Sinjai Utara Periode 2013-2018
A.     Latar Belakang
Revolusi telah membawa tuntutan yang besar kepada perubahan sistem dan kehidupan politik di indonesia, masyarakat sendiri masih mempunyai kapasitas yang relatif rendah untuk bisa melayani segala perubahan tersebut.
Perpolitikan pada saat ini telah membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan perpolitikan di Indonesia yang semakin kian terbuka dan transparan. Setelah orde baru tumbang, kini Indonesia secara dramatis telah melangkah ke tahapan institusionalisasi demokrasi, perubahan-perubahan penting telah banyak terjadi seperti dari segi pranata, legal dan institusional. Kita telah melaksanakan pemilu legislatif dan pemilihan presiden secara langsung, suatu ritual demokrasi dimana partisipasi rakyat dibutuhkan dapat dilembagakan secara berkala dan regular.
Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Dalam pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih siapa wakilnya yang layak menduduki parlemen dan struktur pemerintahan. Sistem politik di Indonesia sendiri telah menggunakan hak rakyat dalam pemilihan presiden dan kepala daerah, dimana telah dilaksanakan sembilan tahun yang lalu.
Pemilihan umum seharusnya menjadi salah satu penyalur inspirasi, dimana masyarakat wajib memilih dan menentukan siapa pemimpin yang layak dan dipercayainya bisa membawa aspirasi dan harapan mereka agar lebih baik di masa akan datang. Pemilihan yang berkualitas dapat di ukur dari tingkat partisipasi pemilih dan rendahnya golput.
Fenomena dan keadaan politik jelang diadakannya Pilgub ini, yang sangat nampak adalah “adu strategi” yang di lakukan oleh masing-masing kandidat. Setiap kandidat memiliki strategi khusus dan tersendiri untuk meraih simpati dan dukungan dari para pemilih. Adu strategi yang di maksud di sini adalah suatu persaingan yang di lakukan para kandidat melalui berbagai media komunikasi yang ada baik cetak maupun elektronik. Karena setiap media dibiasakan terhadap indra tertentu dan penggunaan media menghasilkan pola indera manusia, akibatnya ialah bahwa media mempunyai akibat yang sangat kuat terhadap orang yang mengunakannya.[1]
Kampanye politik adalah salah satu bentuk komunikasi politik yang sedang marak untuk menarik sebuah opini publik. Saluran-saluran komunikasi seperti media cetak dan elektronik pun banyak digunakan. Para kandidat berbenah diri dalam menunjukkan sosok yang dekat dengan masyarakat, menawarkan program, menunjukkan karya nyata dan menjanjikan perubahan.
Pengunaan media massa sebagai tempat kampanye para kandidat memiliki pengaruh tersendiri. Salah satu kunci kemenangan adalah mengenal masyarakat. Dengan menyajikan produk politik yang baik mulai dari kemasan, isi dan tampilan menarik serta mempunyai intensitas atau kemampuan menonton lebih banyak mampu mempengaruhi masyarakat dan melakukan tindak memilih kandidat.
Sasaran utama dari kampanye yakni masyarakat yang memiliki hak pilih. Keikutsertaan pemilih dalam mengikuti kampanye di media massa diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan dan sikap positif terhadap pelaksanaan pemilukada.
Uraian di atas menggambarkan pula bahwa perhatian terhadap kampanye melalui media massa memiliki peranan yang penting dalam mencapai efektifitas pesan komunikasi yang disampaikan, sebab sebaik apapun suatu pesan atau informasi yang dikemas dan disajikan dengan menggunakan berbagai media, namun belum dapat menarik atau mempengaruhi perhatian khalayak, maka kegiatan komunikasi tersebut tidaklah mempunyai efektifitas terhadap khalayak. Maka penulis ingin melihat apakah berdasarkan perolehan suara tersebut, sebuah proses komunikasi yang menggunakan media perantara sangat efisien dalam meraih simpati khalayak dan berpengaruh besar terhadap perolehan suara pada pilgub.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan bebarapa masalah yaitu:
1.      Bagaimana dampak kampanye melalui media massa terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara ?
2.      Bagaimana dampak pemberitaan harian Fajar terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara ?
C.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan memperoleh informasi yang akurat sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui peranan kampanye melalui media massa terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara.
2.      Untuk mengambarkan dampak pemberitaan Fajar terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara.
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut :
1.    Akedemis
a.       Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi pengembangan teori ilmu politik, khususnya komunikasi politik.
b.      Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk peneliti selanjutnya.
2.    Praktis
a.       Penelitian ini diharapkan dapat memperjelas peran serta posisi media massa dalam pembangunan perpolitikan di Indonesia.
b.      Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman para aktor politik tentang proses dan cara kerja media massa dalam penyajian pemberitaan politik.
D.    Pengertian Judul
a.      Pengertian Dampak
Dampak adalah suatu keniscayaan dalam setiap komunikasi. Setiap proses komunikasi memiliki tujuan yang sama. Begitu pula dengan komunikasi politik. Ditinjau dari bahasanya, komunikasi berasal dari kata “common” yang artinya sama, komunikasi bertujuan untuk menyamakan. Efektifitas komunikasi dinilai dari seberapa jauh kesamaan antara komunikator dan komunikan. Entah itu sama dari tataran pengetahuan atau informasi, sama sikap, hingga sama tindakan atau prilaku.
Dampak inilah yang dikonsepsikan sebagai dampak komunikasi. Adapun dampak dari komunikasi tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori yakni pertama kognitif, yaitu dampak ini diakibatkan dari diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Kedua, afektif dampak ini kadarnya lebih tinggi daripada kognitif. Komunikasi yang terdapat dampak afektif mulai memberi sikap atas suatu informasi. Bukan hanya berhenti pada tataran tambahan pengetahuan. Ketiga, konatif / behavioral, yaitu dampak behavioral / konatif ini kaitannya pada prilaku komunikan setelah proses komunikasi berlangsung. Ketika sikap dan perilaku komunikan sesuai harapan komunikator, maka itu dapat digolongkan sebagai komunikasi efektif. Namun tidak semua proses komunikasi konteks apapun itu, bisa berakhir ditingkatan konatif atau behavioral.
Dampak dapat dilihat jika perubahan yang terjadi pada penerima sama dengan tujuan yang diinginkan oleh sang komunikator. Seperti yang telah dijelaskan diatas, dampak dapat dilihat dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan prilaku. Pada tingkat pengetahuan dampaknya bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Dampak pada sikap, yakni adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisir dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang terdapat di dalam maupun dari luar dirinya.
b.      Pengertian Kampanye
            Di indonesia kampanye sering diartikan sebagai pawai motor, pertunjukan hiburan oleh para artis, pidato berapi-api dari juru kampanye (jurkam) penuh propaganda, agitasi, caci maki, dan ledakan-ledakan sinis yang menyinggung kontestan lain.[2] Dengan cara-cara seperti ini maka maka kata kampanye banyak di salah artikan karena realitas di lapangan pada saat ini tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan kampanye yang sebenarnya.
            Kampanye adalah aktivitas komunikasi yang ditunjukan untuk memengaruhi orang lain agar ia memiliki wawasan, sikap dan perilaku sesuai dengan kehendak atau keinginan penyebar atau pemberi informasi.[3] Menurut ilmuan (1999) kampanye adalah upaya persuasif untuk mengajak orang lain yang belum sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang kita tawarkan, agar mereka bersedia bergabung dan mendukungnya.[4] Oleh karena itu, dalam kampanye diharuskan melampirkan atau melontarkan ide-ide yang terbaik yang bisa menarik simpati dan bisa mempungaruhi pikiran orang lain yang  bisa kita harapkan dukungannya.
            Menurut Kotler dan Roberto (1989) “Campaign is an organized effort connducted by one group (the change agent) which intends to persuade other (the target adopters), to accept,modify, or abandon certain ideas, attitides, practices and behavior.” Kampanye ialah sebuah upaya yang diorganisasi oleh kelompok (agen perubahan) yang di tunjukan untuk memersuasi target sasran agar bisa menerima, modifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu.[5] Oleh karena itu, Richard A. Joslyn dalam Swanson (1990) melukiskan kampanye politik tidak ada bedanya dengan sebuah adegan drama yang dipentaskan oleh para aktor-aktor politik.[6]
c.       Pengertian Pemilihan Umum
Secara sederhana, pemilihan umum didefinisikan sebagai suatu cara atau sarana untuk menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam menjalankan pemerintahan. Dalam buku Parpol Suatu Tinjauan Umum (81:1984), disebutkan Harris G. Warren dan kawan-kawannya menyatakan bahwa pemilu adalah sebuah kesempatan ketika warga memilih pejabatnya dan memutuskan apa yang mereka ingin pemerintah lakukan untuk mereka.[7]
Sudiharto menyatakan bahwa pemilu adalah sarana penting dalam demokrasi, karena pemilu merupakan contoh partisipasi rakyat dalam berpolitik. Hal ini terjadi karena banyaknya jumlah warganegara, sehingga mereka harus menunjuk wakil untuk kehidupan negara. Deliar Noer juga berpendapat, jumlah warganegara yang sangat banyak tidak memungkinkan untuk mengadakan permusyawaratan di satu tempat yang sama, sehingga diperlukan pemerintah dan lembaga perwakilan untuk memecahkan persoalan negara. Untuk itulah diperlukan pemilu, yang bertujuan untuk memilih wakil rakyat di pemerintahan.[8]
Melalui pemilu, setidaknya dapat dicapai tiga hal. Pertama, lewat pemilu kita dapat menguji hak-hak politik rakyat secara masif dan serempak. Kedua, melalui pemilu kita dapat berharap terjadinya proses rekrutmen politik secara adil, terbuka, dan kompetitif. Ketiga, dari pemilihan umum kita menginginkan adanya pola pergiliran kekuasaan yang damai.[9]
Pemilu di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Namun, setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu.[10]
E.     Metode Penelitian
1.      Jenis penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, dimana penulis mencoba untuk meneliti atau menganalisa dengan mencoba memberikan gambaran dan penjelasan mengenai kenyataan empiris yang dijadikan objek penelitian.
2.      Teknik pengumpulan data
Penelitian sosial merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala sosial, yang bertujuan untuk mempelajari gejala sosial tersebut, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta sosial tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan.[11]
Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer didapat dengan melakukan teknik pengumpulan data melalui
a.       Metode Wawancara
Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.[12]
Adapun yang akan menjadi informan disini adalah :
1.    Tim Sukses Kandidat
2.    Media Massa (Pimpinan Redaksi dan Tim Editing Harian Fajar)
3.    Pemilih
b.      Metode Observasi
            Metode ini adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk  menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.[13] Dengan tujuan mendapatkan gambaran yang benar tentang suatu gejala sosial atau peristiwa tertentu yang ada dan terjadi pada suatu lokasi dalam suatu daerah.
Adapun sumber data sekunder diperoleh melalui teknik pengumpulan data dengan menggunakan:
a.       Metode Dokumenter
         Metode ini adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan    dalam metode penelitian sosial. Yang pada intinya metode ini digunakan untuk menelusuri data histori, dan sosial. Yang sebagian besar fakta data sosial tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi, seperti buku-buku, literatur, arsip atau dokumen pemerintah.[14]  
b.   Metode Online
            Metode pengumpulan data online adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.[15]
3.      Teknik analisis data
Data yang diperoleh dari pelaksanaan observasi dianalisis secara kualitatif. Sedangkan data analisis kebijakan pemerintah menggunakan metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap mengenai gejala sosial tertentu. Metode ini digunakan untuk pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang jelas dan baik terhadap suatu masalah tertentu dan didalam suatu daerah tertentu.
F.     Tinjauan Pustaka
Penulisan skripsi dengan tema komunikasi politik sangat baik menjadi tolak ukur bagi penelitian ini. Hal ini membuat penulis mengambil judul “Dampak Kampanye Terhadap Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Sinjai Utara Periode 2013-2018”. Demi melengkapi referensi, penulis mengangkat beberapa kajian pustaka untuk mendukung skripsi ini, antara lain sebagai berikut:

1.      Buku komunikasi politik: Konsep, Teori, dan Strategi oleh Prof. Hafied Cangara, M.sc., Ph.D. yang membahas tentang teori politik dan komunikasi, kepartaian, jajak pendapat, metode dan teknik kampanye, undang-undang dan peraturan pemerintahan tentang kepartaian, hubungan politisi, wartawan, dan artis,etika dan pembentukan karekter politisi sebagai “negarawan”, sampai riset dan pembangunan karier dalam komunikasi politik.
Didalam buku diatas ada kaitannya dengan judul skripsi yang berjudul“Dampak Kampanye Terhadap Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Sinjai Utara Periode 2013-2018”.
G.    Kerangka Teori
Melihat dari judul penelitian yaitu “Dampak Kampanye Terhadap Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Sinjai Utara Periode 2013-2018”, peneliti menggunakan beberapa teori-teori ilmiah yang juga relevan dengan judul yang akan diteliti. Adapun teori-teori ilmiah yang digunakan yaitu:
1.      Teori komunikasi
Terminologi komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communica yang artinya membagi, dan Communis yang berarti membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.[16] Selain itu, pemilihan langsung untuk pejabat eksekutif dan legislatif telah melahirkan banyak kreasi komunikasi para kandidat untuk memikat dan menarik suara pemilih. Hal inilah yang penulis ingin teliti lebih dalam lagi dengan memanfaatkan momen pemilukada provinsi Sulawesi Selatan khususnya di kabupaten sinjai.
Namun dari sisi pendekatan konsep pemasaran politik, ternyata produk politik (kampanye) sangat berbeda dari produk komersial lainnya. Menurut Adman Nursal (Setiyono, 2008:19), setidaknya ada beberapa hal yang membedakan pilihan politik dengan pilihan pribadi terhadap produk-produk konsumtif.
Melalui media pula khalayak dapat mengetahui segala bentuk aktifitas para kandidat. Selain itu, visi dan misi, pernyataan, sosok serta bagaimana kemampuan berdebatnya dapat pula diketahui melalui media.
Olehnya itu, informasi politik yang diterima masyarakat melalui media tertentu banyak memberikan pengaruh terhadap sikap dan partisipasi politik masyarakat. Hal ini sesuai pula dengan penjelasan Nimmo dalam penelitian yang ada menunjukkan pula bahwa orang Amerika lebih banyak memperoleh informasi politik melalui media (Nimmo, 1999).
Selanjutnya memilih adalah salah satu tindakan akhir dalam proses pemilihan umum. Suatu rangkaian ritual dalam demokrasi. Disinilah kita melihat dan menilai apakah rangkaian iklan kampanye politik yang dilakukan oleh para calon dan tim pemenangan dengan menggunakan media perantara sebagai wadah komunikasi politik dapat berjalan sesuai dengan harapan dan berpengaruh terhadap perolehan suara kandidat atau tidak.

H.    Garis-garis besar  isi skripsi
Penulis akan memberikan gambaran umum dari pokok pembahasan ini agar skripsi ini terarah dan sistematis. Isi skripsi ini terdiri dari tiga bab yaitu:
Bab pertama, Yang dimulai dengan pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, pengertian judul, metode penelitian  kajian pustaka, kerangka teori serta garis besar isi skripsi dan komposisi bab.
            Bab kedua, Gambaran Umum Lokasi Penelitian, yang membahas mengenai Letak Geografis Kabupaten Sinjai, gambaran umum pilkada di sinjai.
Bab ketiga, Hasil Penelitian, pada bab ini akan membahas dampak kampanye melalui media massa terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara serta dampak pemberitaan harian Fajar terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara.
.           Bab keempat, Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.  
I.       Komposisi Bab
BAB I: PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang 
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan dan Kegunaan
D.    Pengertian Judul
E.     Metode Penelitian
F.      Kajian Pustaka
G.    Kerangka Teori
H.    Garis Besar Isi Skripsi
I.       Komposisi Bab
BAB II: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A.    Letak Geografis Kabupaten Sinjai, gambaran umum pilkada di sinjai
BAB III: HASIL PENELITIAN
A.     Dampak kampanye melalui media massa terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara
B.     Dampak pemberitaan harian Fajar terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara.









DAFTAR PUSTAKA
Aminah, Sitti. Skripsi Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Islam Terhadap Pembangunan Karater Anak di SD. Inpres Bertingkat Layang Kacematan Bontoala Kota Makassa.,Unismuh
Cangara,Hafied,2011. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
Sanit,Arbi,2011. Sistem Politik Indonesia: Kestbilan, Peta Kekuatan Politik, dan Pembangunan.PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
Nimmo,Dan,2011. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media.PT Remaja Rosdakarya. Bandung
------------------,http://sospol.pendidikanriau.com/2009/12/definisi-pemilihan-umum-secara.html, diakses senin 14 januari 2013
------------------,http://mershaly.wordpress.com/2010/01/05/makalah-pemilu/, diakses senin 14 januari 2013



[1] Dan Nimmo,Komunikasi politik:Komunikator, pesan, dan media (Cet.ke-1 s.d ke-6,Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1989 sd. 2008) hal. 171.
[2] Prof.Hafied Cangara, M.Sc.,Ph.D, Komunikasi politik: Konsep, Teori, dan Strategi.(Cet.ke-3,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2011) hal.223.
[3] Ibid.
[4] Ibid
[5] Ibid., hal.229.
[6] Ibid., hal 230.
[7] Lihat http://sospol.pendidikanriau.com/2009/12/definisi-pemilihan-umum-secara.html
[8] Ibid
[9] Lihat http://mershaly.wordpress.com/2010/01/05/makalah-pemilu/
[10] Ibid
[11] Soerjono Soekanto,  Pengantar Penelitian Sosial  (Jakarta:UI Press, 1986),  hal. 43.
[12]Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif  (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 108.
[13] Ibid., hal. 117.
[14] Ibid.,hal 121.
[15] Ibid., hal. 124.
[16] Prof.Hafied Cangara, M.Sc.,Ph.D, Komunikasi politik: Konsep, Teori, dan Strategi.(Cet.ke-3,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2011) hal.13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar