Ada seorang sahabat menanyakan kepada saya, tentang bagaimana cara menggunakan blog di blogspot. Karena dia sudah membuat blog akan tetapi belum begitu memahami akan cara penggunaannya.
Saya berfikir ini wajar, mungkin beberapa diantara kita mengalami hal
yang sama ketika pertama kali membuat blog. Ini mungkin dikarenakan
mereka belum begitu akrab dengan blogger. Tapi saya yakin kalau sudah
dicoba dan akrab, dalam waktu singkat bahkan dalam hitungan menit akan
memaham tentang bagaimana cara menggunakan blog di blogger atau blogspot.
Terdorong dari pertanyaan sahabat saya tadi, akhirnya saya terdorong untuk menulis ini, yaitu tentang cara menggunakan blog.
Siapa tahu ada diantara sahabat yanglain merasakan seperti apa yang
dirasakan oleh sahabat saya tadi. Sehingga tidak berfikir bahawa cara mendaftarnya saja yang mudah, akan tetapi sulit cara penggunaannya.
Di sini saya akan mencoba menjelaskan satu persatu bagaimana cara mengunakan blog di blogger bagi Anda yang baru memulai membuat blog.
Pertama yang harus Anda lakukan login ke blog Anda.
Waktu pertamakali Anda masuk maka Anda akan melihat halaman yang mana di
situ terlihat judul atau nama blog yang telah Anda buat.
Buka nama judul blog Anda, maka Anda akan dibawa pada halaman dimana Anda akan melihat gambar seperti di bawah ini.
Fungsi tool atau alat-alat yang terlihat di atas di sini akan sedikit saya coba terangkan penggunaannya.
New post.
Jika Anda membuka halaman new post maka Anda akan diarahkan pada halaman
posting blog. Pada halaman ini Anda bisa mengawali menulis artikel
Anda.
Pada bagian atas adalah utuk judul artikel. Kemudian masukkan artikel Anda di bawahnya.
Pilih preview atau pratinjau untuk melihat tampilan artikel sebelum di publish atau di publikasikan.
Anda bisa lihat tampilannya, jika Anda rasa cocok bisa langsung Anda
publikasikan. Jika Anda rasa masih kurang cocok dengan selera Anda, bisa
Anda edit lagi.
Setelah itu publish atau publikasikan, maka tulisan Anda sudah
terpublikasikan dan sudah bisa dilihat oleh semua pengguna internet.
Overview
Halaman ini adalah halaman dashboard yang tadi sudah Anda buka, yaitu
halaman ketika Anda pertama kali memilih judul blog, maka akan diarahkan
pada halaman ini.
Posts
Ini adalah halaman edit artikel, di sini Anda akan melihat judul-judul
artikel yang pernah Anda tulis. Dari sini anda bisa edit artikel Anda
yang sudah Anda publikasikan.
Pages
Jika Anda ingin membuat halaman statis atau halaman yang berdiri sendiri, Anda bisa membuatnya dari sini. Cara membuat halaman statis bisa Anda lihat pada tulisan saya sebelumnya.
Comments
Dari halaman ini Anda bisa melihat siapa saja yang memberi komentar pada
blog Anda. Jika Anda ingin menanggapi komentar bisa langsung buka
halaman untuk menulis tanggapan komentar.
Google+
Anda bisa tambahkan google+ atau bergabung google+ dengan membuka halaman google+
Stats
Anda bisa melihat trafik blog Anda, berapa halaman yang dilihat pengunjung dan dari mana saja pengunjung Anda berasal.
Dari sini Anda juga bisa melihat melalui kata kunci apa pengunjung Anda masuk.
Layout
Tata letak atau layout adalah halaman dimana Anda bisa menambahkan
gatget pada halaman blog Anda. Dengan pilih tambahkan atau add gatget
maka akan muncul windows baru yang di situ ada bermacam-macam pilihan
untuk mempercantik halaman log Anda.
Dari halaman ini selain menambahkan juga bisa menghapus, edit dan memindah. Cara memindahkanya, Anda tinggal menggeser saja.
Tamplate
Dari sini Anda bisa mengganti atau mengedit template Anda. Pada edit template ada dua pilihan, melalui customize dan edit html. Jika Anda ingin edit, untuk pemula saya sarankan menggunakan customize karena lebih mudah cara penggunaanyanya.
Setting.
Dalam setting blog, para blogger caranya berbeda-bada. Tapi sebaiknya Anda melakukan ini.
Semoga bermanfaat.
Selasa, 21 Mei 2013
Jadwal penerimaan cpns 2013
27DES/120
Jadwal Penerimaan CPNS Tahun 2013. Bulan berapa penerimaan CPNS 2013? Waktu pendaftaran penerimaan CPNS 2013 diperkirakan akan dilangsungkan pada pertengahan tahun 2013. Belum ada informasi resmi dari Kemenpan RB terkait informasi kapan waktu jadwal penerimaan CPNS 2013 ini, karena saat ini (Oktober 2012) masih proses penerimaan CPNS tahun 2012. Jika proses penerimaan CPNS 2012 telah dirampungkan maka tugas Kemenpan RB dan instansi terkait langsung disibukkan dengan proses rekrutment penerimaan CPNS tahun 2013 mengingat sudah berakhirnya moratorium penerimaan CPNS.
Usulan formasi penerimaan CPNS 2013 sudah diterima oleh Kemenpan RB sejak bulan Agustus 2012. Bagi Kementrian dan Daerah yang membutuhkan CPNS tahun 2013 sampai saat ini masih dalam proses pengajuan formasi untuk diproses Kemenpan RB dan nantinya menjadi formasi penerimaan CPNS 2013. Batas pengajuan usulan formasi penerimaan CPNS tahun 2013 adalah bulan Desember 2012.
Untuk mengetahui daerah mana saja yang sudah mengajukan usulan formasi penerimaan CPNS tahun 2013, silahkan lihat dan ikuti update disini: "Daftar instansi pusat dan daerah yang membuka lowongan CPNS tahun 2013"
Kuota Penerimaan CPNS Tahun 2013
Terkait berapa jumlah kuota penerimaan CPNS tahun 2013 diperkirakan akan bertambah banyak dibanding dengan kuota penerimaan CPNS 2012 ini, Menurut Menteri Pemberdayaan Apartur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB), Azwar Abubakar, Kementerian PAN dan RB, menurut Azwar, akan membuka kesempatan kepada seluruh kementerian dan instansi pemerintah untuk merekrut CPNS pada 2013 dengan syarat formasi yang dibuka sesuai jumlah kebutuhan pegawai. Jumlah kuota penerimaan CPNS 2013 ini diperkirakan berjumlah 6 (enam) kali lipat dibanding kuota penerimaan CPNS 2012.
Pengusulan pengajuan formasi penerimaan CPNS tahun 2013 untuk formasi umum baik untuk pemerintah pusat (kementrian/lembaga/badan) dan pemerintah daerah (provinsi/Kabupaten/Kota) telah dibuka oleh Kemenpan RB. Seperti pos sebelumnya, batas pengajuan formasi CPNS 2013 ini ditetapkan paling lambat diajukan pada bulan Desember 2012.
Seperti diberitakan oleh JPNN (23/10), Jumlah Kuota CPNS tahun 2013 Jalur Umum yang diterima sebanyak 60 Ribu Lowongan. Jumlah ini belum termasuk honorer kategori dua (K2) yang akan diangkat sebagian pada 2013.
Kapan Jadwal Penerimaan CPNS Tahun 2013 diperkirakan akan dilangsungkan pada pertengahan atau akhir tahun 2013. Belum ada informasi resmi dari Kemenpan RB terkait informasi kapan waktunya jadwal penerimaan CPNS 2013 ini, karena saat ini masih proses penerimaan CPNS tahun 2012 dimana pengumuman hasil ujian CPNS 2012 akan diumumkan pada tanggal 12 Nopember 2012.
Persiapan Menghadapi Ujian CPNS 2013
Bagi anda yang berencana mengikuti ujian CPNS tahun 2013 mulai saat ini sudah bisa mempersiapkan diri dengan mempelajari soal-soal latihan CPNS. Untuk bahan latihan CPNS 2013 Anda bisa mempelajari paket soal latihan CPNS 2013 yang dilengkapi gambaran soal dan software interaktif yang bisa didapatkan disini, atau anda juga bisa membeli kumpulan soal-soal CPNS dan pembahasannya dari soal CPNS tahun-tahun sebelumnya disini.
contoh proposal kegiatan
PROPOSAL
KEGIATAN
(KULIAH
KERJA LAPANGAN)
DI
KOMISI
PEMILIHAN UMUM KOTA MAKASSAR
(Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan)

OLEH
YUSOF
BIN ROSMAN
30600109031
JURUSAN
ILMU POLITIK
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
Verifikasi Berkas Dukungan Bakal Calon Perorangan Walikota Makassar.
A. Latar
belakang
Revolusi telah membawa tuntutan yang besar kepada perubahan sistem
dan kehidupan politik di indonesia, masyarakat sendiri masih mempunyai
kapasitas yang relatif rendah untuk bisa melayani segala perubahan tersebut.
Bagi suatu negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi
maupun yang sedang membangun proses demokratisasi, partai politik menjadi
sarana demokrasi yang bisa berperan sebagai penghubung antara rakyat dan
pemerintah.
Perpolitikan juga pada saat ini telah membawa perubahan yang
sangat besar dalam
kehidupan perpolitikan di Indonesia yang semakin kian terbuka dan transparan. Setelah
orde baru tumbang, kini Indonesia secara dramatis telah melangkah ke tahapan
institusionalisasi demokrasi, perubahan-perubahan penting telah banyak terjadi
seperti dari segi pranata, legal, dan institusional. Kita
telah melaksanakan pemilu legislatif dan pemilihan presiden secara langsung, Suatu
ritual demokrasi dimana partisipasi rakyat dibutuhkan dapat dilembagakan secara berkala dan regular.
Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini
juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Dalam pemilihan umum, rakyat
berperan penuh untuk memilih siapa wakilnya yang layak menduduki parlemen dan
struktur pemerintahan. Sistem politik di Indonesia sendiri telah menggunakan
hak rakyat dalam pemilihan presiden dan kepala daerah, dimana telah
dilaksanakan sembilan tahun yang lalu.
Selain itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah suatu lembaga negara
yang menyelangarakan pemilihan umum di Indonesia, yakni meliputi pemilihan umum
Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga membangun lembaga penyelanggara
pemilihan umum yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam
penyelanggaraan pemilihan umum.
B. Bentuk kegiatan
1.
Bagaimana tata cara verifikasi
berkas dukungan bakal calon perorangan Walikota Makassar.
2.
Bagaimana cara penentuan
bakal calon perorangan yang memenuhi syarat.
3.
Bagaimana proses verifikasi
berkas dukungan bakal calon perorangan yang turun ke PPS.
C. Tujuan
1.
Mengetahui bagaimana proses untuk
mencalonkan diri sebagai calon Walikota perorangan.
2.
Memberikan pengalaman dan
tata cara kerja di KPU.
3.
Memberikan pengetahuan umum
antara teori dan cara pengaplikasiannya.
D. Waktu dan Tempat
Hari kamis, tanggal 25 April 2013. Bertempat di Komisi Pemilihan
Umum (KPU) kota Makassar.
E. Penutup
Demikian
proposal ini kami buat sebagai dasar pertimbangan, dengan harapan agar mendapat
kritikan dan saran berbagai pihak demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan yang
dimaksud.
Kami
selaku pengolalah kegiatan (mahasiswa) berusaha agar kegiatan ini dapat
terlaksanakan sebaik mungkin. Dan pada kesempatan ini kami apabila terdapat
kekeliruan dalam penyusunan proposal ini yang dibuat berdasarkan rencana.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua dan memudahkan segala urusan baik yang bersifat duniawi dan akhirat.
Amin.
contoh proposal skripsi terbaru
Nama : Yusof Bin Rosman
Nim : 30600109031
Jurusan : Ilmu Politik
Judul :
Perilaku Politik Dalam Pilbup di Kabupaten Sinjai
(Studi
Kasus: di Kecamatan Sinjai Utara dan Kecamatan Sinjai Timur )
A.
Latar Belakang
Reformasi
telah membawa tuntutan yang besar kepada perubahan sistem dan kehidupan politik
di indonesia, masyarakat sendiri masih mempunyai kapasitas yang relatif rendah
untuk bisa melayani segala perubahan tersebut.
Bagi
suatu negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi maupun yang sedang
membangun proses demokratisasi, partai politik menjadi sarana demokrasi yang
bisa berperan sebagai penghubung antara rakyat dan pemerintah.[1]
Perpolitikan juga pada saat ini telah membawa perubahan yang
sangat besar dalam
kehidupan perpolitikan di Indonesia yang semakin kian terbuka dan transparan. Setelah
orde baru tumbang, kini Indonesia secara dramatis telah melangkah ke tahapan
institusionalisasi demokrasi, perubahan-perubahan penting telah banyak terjadi
seperti dari segi pranata, legal, dan institusional. Kita
telah melaksanakan pemilu legislatif dan pemilihan presiden secara langsung, Suatu
ritual demokrasi dimana partisipasi rakyat dibutuhkan dapat dilembagakan secara berkala dan regular.
Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini
juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Dalam pemilihan umum, rakyat
berperan penuh untuk memilih siapa wakilnya yang layak menduduki parlemen dan
struktur pemerintahan. Sistem politik di Indonesia sendiri telah menggunakan
hak rakyat dalam pemilihan presiden dan kepala daerah, dimana telah
dilaksanakan sembilan tahun yang lalu.
Dalam pemilihan kepala daerah seperti gubernur dan bupati/walikota
sejak Indonesia merdeka hanya dipilih melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
setempat, maka menurut ketentuan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 harus di
lakukan pemilihan langsung.[2]
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) telah jalankan di kabupaten
Sinjai, salah satunya adalah pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan
di laksanakan pemilihan pada bulan Mei 2013, pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup)
ini diharapkan dapat membawa masyarakat kabupaten Sinjai ke arah yang lebih
demokratis. Pesta demokrasi ini sangat dirasakan oleh seluruh masyarakat di kabupaten
Sinjai, baik dari desa terpencil maupun kota.
Perubahan konstelasi sistem pemilihan ini menyebabkan semua pihak
terutama di kalangan para politisi dan elit daerah harus memasang kuda-kuda
dengan baik jika mau ikut bertarung dalam pemilihan pimpinan daerah.[3]
Pemasaran sosial berorientasi pada upaya untuk memasyarakatkan
ide-ide sosial terutama dalam hal perubahan perilaku masyarakat untuk menerima
pembaruan. Oleh sebab itu, politik yang berisi pemikiran pembaruan seperti
demokrasi dan pembentukan suatu sistem pemerintahan yang lebih baik (good governance) dapat digolongkan
sebagai produk sosial yang perlu dimasyarakatkan ( disosialisasikan).[4]
Perilaku
politik seseorang itu bisa berbeda-beda. Beberapa hal yang telah dijelaskan
diatas merupakan beberapa bentuk dari perilaku politik individu. Ikut serta dan
bergabung dalam partai politik juga merupakan bantuk dari perilaku politik. Hal
ini dikarenakan bahwa partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut
berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara dan menjalankan
kebijakan-kebijakan untuk negara. Perilaku pemilih dalam Pilbup itu sangat
penting, dikarenakan apabila pelaksanaan Pilbup itu berjalan sukses, maka tentu
saja perilaku pemilih itu sukses juga.
Perilaku
politik dan partisipasi politik pemilih merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Perilaku politik pemilih merupakan aspek penting dalam
menunjang keberhasilan pelaksanaan suatu pemilihan umum. Di dalam penelitian
ini yang ingin ditekankan ialah bagaimana perilaku politik dalam pelaksanaan
kampanye, keikutsertaan dalam kepartaian dan juga proses voting ataupun
pemberian suara dalam pemilihan umum baik tingkat nasional maupun tingkat
lokal.
Fenomena dan keadaan politik jelang diadakannya Pilbup ini, yang
sangat nampak adalah “adu strategi” yang di lakukan oleh masing-masing
kandidat. Setiap kandidat memiliki strategi khusus dan tersendiri untuk meraih
simpati dan dukungan dari para pemilih. Adu strategi yang dimaksud disini
adalah suatu persaingan yang dilakukan para kandidat melalui berbagai macam
cara, salah satunya mendirikan posko-posko yang diperdiksikan akan menjadi
pemenang di daerah tertentu.
Penetapan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan
pemenangan secara hati-hati dalam kampanye, sebab jika penetapan strategi salah
atau keliru maka hasil yang diperoleh akan mengakibat fatal, terutama kerugian
dari segi waktu, materi dan tenaga. Selain itu para kandidat juga harus bisa
membaca perilaku laku pemilih di suatu daerah tertentu untuk bisa meraih
kemenangan di suatu tempat yang menjadi sasaran utama lokasi kemenangan.
Dalam
suatu kehidupan bernegara dan juga bermasyarakat, dibutuhkan suatu bentuk
partisipasi sebagai wujud dari kebersamaan dan keikutsertaan dalam proses
politik tersebut. Partisipasi politik pada dasarnya adalah aspek penting dalam
negara demokrasi dan juga menjadi penanda adanya modernisasi politik.
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk
skripsi dengan judul Perilaku
Politik Dalam Pilbub di Kabupaten Sinjai (Studi Kasus : di Kecamatan Sinjai
Utara dan Kecamatan Sinjai Timur ).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang perlu mendapat gambarkan yang
jelas yaitu bagaimana perilaku politik masyarakat kecamatan Sinjai Utara dan
kecamatan Sinjai Timur dalam Pilbup periode 2013-2018 ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Pada dasarnya
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan memperoleh informasi yang akurat
sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, adapun tujuan penelitian sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui perilaku
politik masyarakat di kabupaten Sinjai dalam Pilbup.
Adapun manfaat penelitian
sebagai berikut :
1. Akedemis
a.
Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi pengembangan teori ilmu
politik, khususnya perilaku politik.
b.
Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi pedoman untuk peneliti selanjutnya.
2. Praktis
a.
Penelitian ini diharapkan
dapat memperjelas tentang perilaku politik dalam pembangunan perpolitikan di
Indonesia.
b.
Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi pedoman para aktor politik tentang perilaku politik yang terjadi
di Indonesia khususnya kabupaten Sinjai.
D. Telaah Pustaka
Telaah
pustaka memuat hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan, dengan maksud untuk menghindari duplikasi. Di samping itu,
untuk menunjukkan bahwa topik yang diteliti belum pernah diteliti oleh peneliti
lain dalam konteks yang sama serta menjelaskan posisi penelitian yang dilakukan oleh yang bersangkutan. Dengan
kata lain, tinjauan pustaka bertujuan untuk meletakkan posisi penelitian diantara
penelitian-penelitian yang telah ada.[5]
Studi
tentang perilaku politik sudah banyak diterbitkan dan ditemukan, namun sampai
saat ini belum ada yang membahas tetang perilaku politik dalam Pilbup di
kabupaten Sinjai. Selain itu, lokasi dan tempat penelitian berbeda dengan
skripsi-skripsi yang telah ada. Adapun beberapa buku referensi dan karya ilmiah
yang berkaitan dengan perilaku politik adalah:
Fera
Hariani Nasution[6],
dari skripsinya yang berjudul “Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Gabernur Sumatera Utara Secara
Langsung di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus: di Kelurahan Bakaran Batu,
Kabupaten Labuhan Batu”, dari Universitas Sumatera Utara. Dalam skripsinya
mengatakan dalam Pilkada secara langsung di Kabupaten Labuhan Batu khususnya
Bakaran Batu berlangsung dengan sportiv, masyarakat kelurahan Bakaran Batu
tidak terpengaruh dengan isu Suku, Agama, Ras, dan Politik Uang. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, Fera Hariani Nasution menunjukan bahwa dalam Pilkada
secara langsung di Kabupaten Labuhan Batu Kelurahan Bakaran Batu, terdapat
hubungan yang cukup kuat antara orientasi kandidat dan orentasi isu dengan
perilaku pemilih.
Muhammad Sholeh Marsuki,[7]
dalam skripsinya berjudul Perilaku Politik Praktis Din Syamsuddin dalam
Perspektif Khittah Muhammadiyah, dari
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Muhammad Sholeh Marsuki
mengatakan bahwa Perilaku politik praktis yang telah dilakukan oleh Din
Syamsuddin adalah merupakan peran induvidu, yang sangat terkait erat dengan kelembagaan
yang dipimpinnya yaitu Muhammadiyah. Muhammadiah secara jelas menolak perilaku
politik praktis yang dilakukan oleh kadernya yang membawa nama Muhammadiyah
kedalam ranah politik praktis. Kittah Muhammadiayah
yang dirumuskan dalam berbagai format sejak tahun 1956-2002 merupakan formulasi
dari posisi dan peran Muhammadiyah yang sejak awal kelahirannya hingga perkembangannya
merupakan organisasi yang bergerak dibidang dakwah dan bukan bergerak dalam
wilayah politik praktis.
Cice Verawati R. L.[8]
Dalam skripsinya yang berjudul “Perilaku Pemilih Perempuan Pada Pemilu
Legislatif Tahun 2009 Di Kabupaten Kolaka Utara” dari Universitas Hasanuddin
Makassar, mengatakan perilaku politik perempuan dalam hal ini
pilihan politik perempuan, kerangka konseptual dimasukkan teori pilihan
rasional serta pendekatan sosiologis dan psikologis dalam melihat faktor-faktor
yang mempengaruhi pilihan politik perempuan. Selain itu, hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada pemilihan legislatif tahun 2009 di Kabupaten Kolaka
Utara, kondisi tiap perempuan tidaklah sama. Terdapat perempuan yang
menggunakan hak pilihnya berdasarkan informasi dan rasionalitas. Selain itu
terdapat pula perempuan yang menggunakan hak pilihnya tapi memiliki informasi
yang sangat minim terhadap pemilihan ini. Pilihan politik perempuan dipengaruhi
oleh berbagai faktor sosial, proses sosialisasi dan kepentingan juga
mempengaruhi pilihan politik perempuan.
SP.Varma[9]
dalam bukunya yang berjudul Teori Politik Modern (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada,2010) dalam buku ini beliau secara kritis menyoroti berbagai pernyataan
teori politik kontenporer, menafsirkan secara menyeluruh apa yang dicapai dan
memberi batasan terhadap “Revolusi Behavioral” serta meninjau secara objektif
sejumlah paradikma utama dan kerangka konseptual yang diambil dari disiplin
lain. Di samping itu, ia juga melacak
berbagai segi menonjol dari elaborasi model-model yang diketengahkan para
ilmuwan politik terkemuka di berbagai tempat. Premis-premis utama mereka dibedah,
sehingga pertalian intelektual dalam karya mereka mencuat dengan jelas.
George
Ritzer[10]
dalam bukunya berjudul Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparagdima Ganda, beliau
mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan paradigma
dalam sosiologi. Pertama, karena perbedaan pandangan filsafat yang mendasari
pemikiran masing-masing komunitas tentang persoalan yang seharusnya dipelajari sosiologi.
Kedua, sebagai akibat logis pertama, maka teori-teori yang dibangunkan dan
dikembangkan masing-masing komunitas ilmuwan itu berbeda pula. Ketiga, metode
yang dipakai untuk menerangkan substansi disiplin itu pula berbeda.
Pertentangan antara paradigma ini akhirnya dirasuki unsur politik.
Sebenarnya
masih banyak pustaka yang belum disebut disini, terutama pustaka yang membahas
tentang perilaku politik secara umum. Namun yang berkaitan dengan pokok
permasalahan yang akan difokuskan dalam penelitian ini, kiranya sudah memadai,
sungguh demikian pustaka yang disebut diatas jelas belum ada yang khusus
membicarakan perilaku politik dalam Pilbup.
E.
Kerangka Teori
Bagian ini merupakan unsur yang paling penting dalam
penelitian, karena pada bagian ini peneliti mencoba menjelaskan fenomena yang
sedang diamati dengan mengunakan teori-teori yang relevan dengan penelitiannya.
Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi dalam buku
Metode Penelitian Sosial mengatakan, teori adalah serangkaian asumsi, konsep,
kontrak, definisi dan preposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.[11]
1.
Perilaku
Politik (behavioralis)
Pendekatan
perilaku sendiri muncul dan berkembang dalam masa sesudah Perang Dunia II.
Gerakan ini terpengaruh oleh karya-karya sarjana sosialogi Max Weber dan
Talcott Parsons, di samping penemuan-penemuan baru di bidang psikologi. Para
sarjana ilmu politik yang terkenal karena pendekatan perilaku politik ini
adalah Gabriel A. Almond (structural
functional analysis), David Easton (general
systems analysis), Karl W. Deutsch (communications
theory), David Truman, Robert Dahl, dan sebagainya. Salah satu pemikiran
pokok dari para pelopor pendekatan perilaku adalah bahwa perilaku politik, atau
kekuasaan, atau keyakinan politik. Dalam suatu sistem politik, sistem menerima inputs bersifat dukungan serta tuntutan
dari masyarakat. Inputs ini dalam
sistem politik dikonversi menjadi outputs
dalam bentuk kebijakan dan peraturan. Hal ini terjadi dalm black box. Outputs ini pada gilirannya dikembalikan ke lingkungan dan menjadi inputs baru. Dengan cara ini tercapai
keseimbangan ke lingkungan (equilibrium) dan
stabilitas.[12]
Akan
tetapi yang lebih menonjol lagi ialah penampilan suatu orientasi baru yang mencakup
beberapa konsep pokok. Konsep-konsep pokok para behavioralis dapat di simpulkan
sebagai berikut.[13]
1. Perilaku
politik memperlihatkan ini pada keteraturan (regularies)
yang dapat dirumuskan dalam generalisasi-generalisasi.
2. Generalisasi-generalisasi
ini pada asasnya harus dapat dibuktikan kebenarannya (verification) dengan menunjuk pada perilaku yang relevan.
3. Untuk
mengumpulkan dan mentafsirkan data yang diperlukan tehnik-tehnik penelitian
cermat.
4. Untuk
mencapai kecermatan dalam penelitian diperlukan pengukuran dan kuantifikasi
melalui ilmu statistik dan matematika.
5. Dalam
membuat analisa politik nilai-nilai pribadi si peneliti sedapat mungkin tidak
main peranan (value free).
6. Penelitian
politik mempunyai sifat terbuka terhadap konsep-konsep, teori-teori, dan ilmu
sosial lainnya. Dalam proses interaksi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya misalnya
dimasukkan istilah baru seperti sistem politik, fungsi, peranan, struktur,
budaya politik dan sosialisasi politik di samping istilah lama seperti negara,
kekuasaan, jabatan, instituta, pendapat umum dan pendidikan kewarganegaraan.
Perilaku politik juga dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan
politik. Selain itu perilaku politik adalah tindakan atau kegiatan
seseorang atau kelompok dalam kegiatan politik. Ramlan Surbakti ( 1992 : 131 ),
mengemukakan bahwa perilaku politik adalah sebagai kegiatan yang berkenaan
dengan proses pembuatan dan keputusan politik.
Perilaku
politik merupakan salah unsur atau aspek perilaku secara umum, disamping
perilaku politik, masih terdapat perilaku-perilaku lain seperti perilaku
organisasi, perilaku budaya, perilaku konsumen/ekonomi, perilaku keagamaan dan
lain sebagainya.[14]
Perilaku
politik meliputi tanggapan internal seperti persepsi, sikap, orientasi
dan keyakinan serta tindakan-tindakan nyata seperti pemberian suara, protes,
lobi dan sebagainya. Persepsi politik berkaitan dengan gambaran suatu obyek
tertentu, baik mengenai keterangan, informasi dari sesuatu hal, maupun gambaran
tentang obyek atau situasi politik dengan cara tertentu ( Fadillah Putra, 2003
: 200 ). Sedangkan sikap politik adalah merupakan hubungan atau pertalian
diantara keyakinan yang telah melekat dan mendorong seseorang untuk menanggapi
suatu obyek atau situasi politik dengan cara tertentu. Sikap dan perilaku
masyarakat dipengaruhi oleh proses dan peristiwa historis masa lalu dan
merupakan kesinambungan yang dinamis. Peristiwa atau kejadian politik secara
umum maupun yang menimpa pada individu atau kelompok masyarakat, baik yang
menyangkut sistem politik atau ketidak stabilan politik, janji politik dari
calon pemimpin atau calon wakil rakyat yang tidak pernah ditepati dapat
mempengaruhi perilaku politik masyarakat.[15]
adapun yang
dimaksud dengan perilaku politik contohnya adalah:[16]
·
Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat /
pemimpin.
·
Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang
mengikuti suatu partai politik atau parpol, mengikuti ormas atau organisasi
masyarakat atau (LSM) lembaga swadaya masyarakat.
·
Ikut serta dalam pesta politik.
·
Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik
yang berotoritas.
·
Berhak untuk menjadi pimpinan politik.
·
Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya
sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara
baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku.
Selain itu, perilaku politik dibagi
menjadi dua, yakni perilaku politik lembaga-lembaga dan para pejabat
pemerintah, dan perilaku politik warga negara biasa (baik induvidu maupun
kelompok). Yang pertama bertanggungjawab membuat, melaksanakan, dan menegakakan
keputusan politik, sedangkan yang kedua tidak berwenang seperti yang pertama
tetapi berhak mempengaruhi pihak pertama dalam pelaksanaan fungsinya karena apa
yang dilakukan pihak pertama menyangkut kehidupan pihak kedua.[17]
2. Perilaku Pemilih
Perilaku pemilih
merupakan tingkah laku seseorang dalam menentukan pilihannya yang dirasa paling
disukai atau paling cocok. Secara umum teori tentang perilaku memilih
dikategorikan kedalam dua kubu yaitu ; Mazhab Colombia dan Mazhab Michigan
( Fadillah Putra , 2003 : 201 ). Mazhab Colombia menekankan pada faktor
sosiologis dalam membentuk perilaku masyarakat dalam menentukan pilihan di
pemilu. Model ini melihat masyarakat sebagai satu kesatuan kelompok yang
bersifat vertikal dari tingkat yang terbawah hingga yang teratas. Penganut
pendekatan ini percaya bahwa masyarakat terstruktur oleh norma-norma dasar
sosial yang berdasarkan atas pengelompokan sosiologis seperti agama, kelas (
status sosial ), pekerjaan, umur, jenis kelamin dianggap mempunyai peranan yang
cukup menentukan dalam membentuk perilaku memilih. Oleh karena itu preferensi
pilihan terhadap suatu partai politik merupakan suatu produk dari karakteristik
sosial individu yang bersangkutan (Gaffar, Affan, 1992 : 43 ).[18]
Ramlan Surbakti dalam
bukunya memahami ilmu politik mengatakan bahwa perilaku politik itu merupakan
suatu kegiatan ataupun aktivitas yang berkenaan ataupun berhubungan langsung
dengan proses politik, baik itu dalam pembuatan keputusan politik sampai kepada
pelaksanaan aktivitas politik secara periode.[19]
Pemilih diartikan sebagai pihak atau
individu yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mempengaruhi mereka dan
meyakinkan mereka agar mendukung dan memilih kontestan politik yang
bersangkutan. Pemilih dalam hal ini merupakan konstituen mapun masyarakat pada
umumnya. Lomasky di dalam analisis Ramlan Surbakti menyebutkan bahwa keputusan
untuk memilih yang terjadi selama pemilihan umum merupakan perilaku yang
ekspansif ataupun perilaku yang terjadi hanya pada saat-saat tertentu saja.[20]
Bisa kita tarik kesimpulan bahwa perilaku pemilih yang demikian rupanya hampir
sama dengan perilaku dukungan suporter. Inilah yang menjadi permasalahan ketika
banyaknya pemilih yang cenderung perilaku politiknya termanifestasi pada satu
poin tertentu, bisa itu karena adanya suatu keterkaitan si pemilih dengan si
calon atau kandidat.
Perilaku pemilih dapat dianalisis
dengan tiga pendekatan yaitu:[21]
a.
Pendekatan Sosiologis.
Pendekatan ini pada dasarnya
menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan sosial mempunyai
pengaruh-pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih
seseorang. Karakteristik sosial seperti pekerjaan, pendidikan sampai
karakteristik sosiologis seperti agama, wilayah, jenis kelamin, umur dan
sebagainya merupakan bagian-bagian dan faktor-faktor penting dalam menentukan
pilihan politik. Singkat kata pengelompokan sosial seperti umur, jenis kelamin,
agama dan semacamnya dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam
membentuk pengelompokan seseorang. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat vital
dalam memahami perilaku politik seseorang.
Pendekatan sosiologis
melihat bahwa dalam kelompok-kelompok sosial, terdapat kognisi sosial tertentu
yang pada akhirnya bermuara pada perilaku dan pilihan tertentu. Dalam
kelompok-kelompok sosial, berlangsung proses sosialisasi. Lingkungan sosial
memberikan bentuk-bentuk sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai dan norma
dalam masyarakat, serta memberikan pengalaman hidup.
b.
Pendekatan Psikologis.
Pendekatan ini menggunakan konsep
psikologis terutama konsep sosialisasi dan sikap untuk menjelaskan perilaku
pemilih. Variabel-variabel itu tidak dapat dihubungan dengan perilaku pemilih
kalau ada proses sosialisasinya. Oleh karena itu menurut pendekatan ini
sosialisasilah sebenarnya yang menetukan perilaku politik seseorang. Oleh
karena itu pilihan seseorang anak yang telah melalui tahap sosialisasi politik
tidak jarang sama dengan pilihan politik orang tuanya. Pendekatan psikologis
menekankan pada tiga aspek psikologis sebagai kajian utama yaitu ikatan
emosional pada suatu partai politik, orientasi terhadap isu-isu dan orientasi
kepada kandidat.
c.
Pendekatan Rasional.
Dalam konteks pendekatan rasional,
pemilih akan memilih jika ia merasa ada timbal balik yang akan diterimanya.
Ketika pemilih merasa tidak mendapatkan faedah dengan memilih kandidat yang
sedang bertanding, ia tidak akan mengikuti dan melakukan pilihan pada proses
Pemilu. Hal ini juga sejalan dengan prinsip ekonomi dan hitung ekonomi.
Pendekatan ini juga mengandaikan bahwa calon bupati dan wakil bupati akan
melakukan berbagai promosi dan kampanye yang bertujuan untuk menarik simpati
dan keinginian masyarakat untuk memilih dirinya pada Pilbup.
Perilaku pemilih dalam menentukan
pilihan politiknya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk memahami
faktor pemilih dalam menentukan pilihannya pertama kita haru memahami bagaimana
konteks latar belakang historisnya. Sikap dan perilaku pemilih dalam menentukan
pilihan politiknya banyak dipengaruhi oleh proses dan sejarah masa lalu. Ini
dikarenakan budaya politik di indonesia masih kental akan sejarah dan
kebudayaan masa lampau.[22]
Faktor kedua ialah kondisi geografis
dan wilayah. Hal ini sangat berpengaruh kepada masyarakat dalam menentukan
pilihan politiknya dalam pemilu, secara tidak langsung perilaku pemilih banyak
ditentukan oleh faktor wilayah. Oleh karena itu kondisi dan faktor
geografis/wilayah menjadi pertimbangan penting dalam mempengaruhi perilaku
politik seseorang. Misalnya saja dalam pengambilan keputusan, peraturan dan
kebijakan sampai dalam pemilihan umum. Hal ini menuntut agar si calon
pandai-pandai membuat strateginya dalam kampanye agar perilaku pemilih
cenderung memilih si kandidat tersebut.[23]
F.
Metode Penelitian
1.
Jenis
Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, dimana penulis
mencoba untuk meneliti atau menganalisa dengan mencoba memberikan gambaran dan
penjelasan mengenai kenyataan empiris yang dijadikan objek penelitian.
2.
Penentuan Subjek dan Objek Penelitian
Penetuan subyek penelitian hendaknya mengunakan suatu kriteria
tertentu. Peneliti juga perlu menjelaskan dari mana ia mulai mengumpulkan data,
siapa yang menjadi informan kunci, penjelasan jika peneliti menambah sampel dan
bilamana penambahan sampel dianggap cukup.[24]
Adapun yang akan menjadi informan disini adalah :
1. Kepala Desa
2. Tim Sukses kandidat
3. Pemilih
Objek penelitian adalah
fokus yang akan dicari jawabannya melalui peneliti. Objek peneliti harus
dirumuskan secara tajam dan jelas sehingga tidak menimbulkan kesalah-pahaman
bagi orang lain. [25]
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan penelitian kualitatif
yang bersifat
deskriptif, dimana penulis mencoba untuk meneliti atau menganalisa dengan
mencoba memberikan gambaran dan penjelasan mengenai kenyataan empiris yang dijadikan
objek penelitian
3.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian sosial merupakan kegiatan ilmiah
yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang
bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala sosial, yang bertujuan
untuk mempelajari gejala sosial tersebut, dengan jalan menganalisisnya. Selain
itu, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta sosial tersebut
untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul dalam
gejala yang bersangkutan.[26]
Pada penelitian ini penulis menggunakan
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer didapat dengan
melakukan teknik pengumpulan data melalui:
a.
Metode Wawancara
Wawancara
mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara dengan
informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
wawancara, dimana pewancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang
relatif lama.[27]
a.
Metode
Observasi
Metode ini adalah metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.[28]
Dengan tujuan mendapatkan gambaran yang benar tentang suatu gejala sosial atau
peristiwa tertentu yang ada dan terjadi pada suatu lokasi dalam suatu daerah.
Adapun sumber data sekunder diperoleh melalui teknik
pengumpulan data dengan menggunakan:
a.
Metode
Dokumenter
Metode ini adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam metode penelitian sosial. Yang pada
intinya metode ini digunakan untuk menelusuri data histori, dan sosial. Yang
sebagian besar fakta data sosial tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi, seperti buku-buku, literatur, arsip atau dokumen pemerintah.[29]
b.
Metode
Online
Metode pengumpulan data online adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media
jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online,
sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi
teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis.[30]
4.
Metode
Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah
diskriptif analisis dari hasil wawancara, peneliti akan mendeskripsikan dan
menganalisis berdasarkan kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini.
G. Sistematika
Pembahasan
Pembahasan skripsi
ini di bagi menjadi empat bab. Masing-masing dirincikan menjadi beberapa sub
bab.
Bab
Pertama berisi pendahuluan yang
meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika
pembahasan.
Bab
Kedua membahas tentang Geografis
Kabupaten Sinjai, gambaran umum pilkada di sinjai.
Bab ketiga Hasil Penelitian, pada bab ini akan
membahas tentang perilaku politik masyarakat kecamatan Sinjai
Utara dan kecamatan Sinjai Timur dalam Pilbup.
Bab keempat Penutup,
yang terdiri dari kesimpulan, saran, dan kata penutup.
H. Komposisi Bab
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
D. Telaah Pustaka
E. Kerangka Teori
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Pembahasan
H. Komposisi Bab
BAB II: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak
Geografis Kabupaten Sinjai, gambaran umum Pilbup di Sinjai
BAB
III: HASIL PENELITIAN
A. Bagaimana perilaku politik masyarakat kecamatan Sinjai Utara dalam
Pilbup.
BAB
IV: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
C. Kata Penutup
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Asfar, M, Pemilu dan Perilaku Memilih
1955-2004. (Surabaya: Pustaka Utama. 2004
Aminah,Sitti, Skripsi, Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Islam
Terhadap Pembangunan Karater Anak di SD. Inpres Bertingkat Layang Kacematan
Bontoala Kota Makassa.,Unismuh, 2011.
Budiarjo,
Mariam, Dasar-Dasar Ilmu Politik ,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.
.
Bungin, Burhan,Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana, 2009.
Cangara,Hafied,Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan
Strategi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2011.
Jurdi ,Syarifuddin, Panduan Penulisan Skripsi Jurusan Ilmu Politik Uin Alauddin.
Makassar:UIN Alauddin,2012.
Maran, Rafael Raga.Penghantar Sosiologi Politik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2001.
Marsuki,
Muhammad Sholeh,Skripsi, Perilaku Politik Praktis Din Syamsuddin dalam Perspektif Khittah
Muhammadiyah,Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogjakarta, 2009.
Nasution ,Fera Hariani,Skripsi, Perilaku Pemilih Pada Pemilihan
Gabernur Sumatera Utara Secara Langsung di Kabupaten Labuhan Batu Studi Kasus:
di Kelurahan Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu,Universitas Sumatra
Utara, Medan, 2009.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Sosial, Jakarta: UI
Press, 1986.
Ramlan, Surbakti, Memahami Ilmu Politik. Jakarta:
Grasindo. 1999
Ritzer,George, Sosiologi
Ilmu Pengetahuan Berparadikma Ganda. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2011.
Varma, SP, Teori Politik Modern, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2010.
Verawati R. L,Cice,Skipsi, Perilaku
Pemilih Perempuan Pada Pemilu Legislatif Tahun 2009 Di Kabupaten Kolaka Utara, Universitas Hasanuddin Makassar, 2011.
http://edikusmayadi.blogspot.com/2011/04/perilaku-politikpemilih.html.diakses
pada tanggal 28 Januari 2013,pukul 13,40.
http://fisipusupolitik.blogspot.com/2012/04/perilaku-politik-studi-deskriptif.html.
diakses pada tanggal 28 januari 2013, pukul 14.25.
http://www.fourseasonnews.com/2012/05/pengertian-perilaku-politik.html,
diakses pada tanggal 28 januari 2013,pukul 13,05.
[1] Prof.Hafied Cangara, M.Sc.,Ph.D,
Komunikasi politik: Konsep, Teori, dan
Strategi.(Cet.ke-3,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2011) hal.165.
[2]Ibid.,hal.210.
[3] Ibid.,hal.210-211.
[4] Ibid.,hal.224.
[5] Syarifuddin Jurdi, Panduan Penulisan Skripsi Jurusan Ilmu Politik
Uin Alauddin.(Makassar:UIN Alauddin,2012) hal.11-12.
[6] Fera
Hariani Nasution,Skripsi, Perilaku
Pemilih Pada Pemilihan Gabernur Sumatera
Utara Secara Langsung di Kabupaten Labuhan Batu (Studi Kasus: di Kelurahan
Bakaran Batu, Kabupaten Labuhan Batu).2009.
[7] Muhammad
Sholeh Marsuki,Skripsi, Perilaku Politik
Praktis Din Syamsuddin dalam Perspektif Khittah Muhammadiyah,2009.
[8] Cice Verawati R. L,Skipsi, Perilaku Pemilih Perempuan Pada Pemilu
Legislatif Tahun 2009 Di Kabupaten Kolaka Utara,2011.
[9] SP.Varma,
Teori Politik Modern.(Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada,2010).
[10]
George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadikma
Ganda. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2011).
[11] Masri Singarimbun dan Sofian
Effendi,Metode Penelitian Sosial. (Jakarta:LP3ES,1998),
hal.37.
[12] Mariam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama:2008) hal 10.
[13] Ibid.
[14]http://edikusmayadi.blogspot.com/2011/04/perilaku-politikpemilih.html. diakses pada tanggal 28 Januari
2013,pukul 13,05.
[15]
Ibid
[16]
http://www.fourseasonnews.com/2012/05/pengertian-perilaku-politik.html, diakses pada tanggal 28 januari
2013,pukul 13,05.
[17]
Surbakti Ramlan, Memahami Ilmu Politik.( Jakarta: Grasindo. 1999). hal 16
[18] http://edikusmayadi.blogspot.com/2011/04/perilaku-politikpemilih.html.
diakses pada tanggal 28 Januari 2013,pukul 13,40.
[19] Surbakti Ramlan,Ibid. hal 130
[20] Ibid. hal 106
[21] M Asfar, Pemilu dan Perilaku Memilih
1955-2004. (Surabaya: Pustaka Utama. 2004). hal 137.
[22]
http://fisipusupolitik.blogspot.com/2012/04/perilaku-politik-studi-deskriptif.html.
diakses pada
tanggal 28 januari 2013, pukul 14.25.
[23] Ibid.
[24] Syarifuddin Jurdi, Ibid, hal 12
[25] Ibid, hal 12
[26] Soerjono Soekanto, Pengantar
Penelitian Sosial (Jakarta:UI Press,
1986), hal. 43.
[27]Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 108.
[28] Ibid., hal. 117.
[29] Ibid.,hal 121.
[30] Ibid., hal. 124.
Langganan:
Postingan (Atom)