Nama : Yusof Bin Rosman
Nim : 30600109031
Jurusan : Ilmu Politik

A.
Latar Belakang
Revolusi telah membawa tuntutan yang besar kepada perubahan sistem
dan kehidupan politik di indonesia, masyarakat sendiri masih mempunyai
kapasitas yang relatif rendah untuk bisa melayani segala perubahan tersebut.
Perpolitikan pada saat ini telah membawa perubahan yang sangat
besar dalam
kehidupan perpolitikan di Indonesia yang semakin kian terbuka dan transparan. Setelah
orde baru tumbang, kini Indonesia secara dramatis telah melangkah ke tahapan
institusionalisasi demokrasi, perubahan-perubahan penting telah banyak terjadi
seperti dari segi pranata, legal dan institusional. Kita
telah melaksanakan pemilu legislatif dan pemilihan presiden secara langsung,
suatu ritual demokrasi dimana partisipasi rakyat dibutuhkan dapat dilembagakan secara berkala dan regular.
Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini
juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Dalam pemilihan umum, rakyat
berperan penuh untuk memilih siapa wakilnya yang layak menduduki parlemen dan
struktur pemerintahan. Sistem politik di Indonesia sendiri telah menggunakan
hak rakyat dalam pemilihan presiden dan kepala daerah, dimana telah
dilaksanakan sembilan tahun yang lalu.
Pemilihan umum seharusnya menjadi salah satu penyalur inspirasi,
dimana masyarakat wajib memilih dan menentukan siapa pemimpin yang layak dan
dipercayainya bisa membawa aspirasi dan harapan mereka agar lebih baik di masa
akan datang. Pemilihan yang berkualitas dapat di ukur dari tingkat partisipasi
pemilih dan rendahnya golput.
Fenomena dan keadaan politik jelang diadakannya Pilgub ini, yang
sangat nampak adalah “adu strategi” yang di lakukan oleh masing-masing
kandidat. Setiap kandidat memiliki strategi khusus dan tersendiri untuk meraih
simpati dan dukungan dari para pemilih. Adu strategi yang di maksud di sini
adalah suatu persaingan yang di lakukan para kandidat melalui berbagai media
komunikasi yang ada baik cetak maupun elektronik. Karena setiap media
dibiasakan terhadap indra tertentu dan penggunaan media menghasilkan pola indera
manusia, akibatnya ialah bahwa media mempunyai akibat yang sangat kuat terhadap
orang yang mengunakannya.[1]
Kampanye politik adalah salah satu bentuk komunikasi politik yang
sedang marak untuk menarik sebuah opini publik. Saluran-saluran komunikasi seperti
media cetak dan elektronik pun banyak digunakan. Para kandidat berbenah diri
dalam menunjukkan sosok yang dekat dengan masyarakat, menawarkan program,
menunjukkan karya nyata dan menjanjikan perubahan.
Pengunaan media massa sebagai tempat kampanye para kandidat
memiliki pengaruh tersendiri. Salah satu kunci kemenangan adalah mengenal
masyarakat. Dengan menyajikan produk politik yang baik mulai dari kemasan, isi
dan tampilan menarik serta mempunyai intensitas atau kemampuan menonton lebih
banyak mampu mempengaruhi masyarakat dan melakukan tindak memilih kandidat.
Sasaran utama dari kampanye yakni
masyarakat yang memiliki hak pilih. Keikutsertaan pemilih dalam mengikuti
kampanye di media massa diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan dan sikap positif terhadap pelaksanaan pemilukada.
Uraian di atas menggambarkan pula bahwa
perhatian terhadap kampanye melalui media massa memiliki peranan yang penting
dalam mencapai efektifitas pesan komunikasi yang disampaikan, sebab sebaik
apapun suatu pesan atau informasi yang dikemas dan disajikan dengan menggunakan
berbagai media, namun belum dapat menarik atau mempengaruhi perhatian khalayak,
maka kegiatan komunikasi tersebut tidaklah mempunyai efektifitas terhadap
khalayak. Maka penulis ingin melihat apakah
berdasarkan perolehan suara tersebut, sebuah proses komunikasi yang menggunakan
media perantara sangat efisien dalam meraih simpati khalayak dan berpengaruh
besar terhadap perolehan suara pada pilgub.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
bebarapa masalah yaitu:
1.
Bagaimana dampak kampanye
melalui media massa terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi Selatan pada
pilgub di kabupaten Sinjai Utara ?
2. Bagaimana dampak pemberitaan harian Fajar terhadap perolehan suara
calon Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Pada dasarnya
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan memperoleh informasi yang akurat
sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, adapun tujuan penelitian sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui peranan
kampanye melalui media massa terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi
Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara.
2.
Untuk mengambarkan dampak
pemberitaan Fajar terhadap perolehan suara calon Gabernur Sulawesi Selatan pada
pilgub di kabupaten Sinjai Utara.
Adapun manfaat penelitian
sebagai berikut :
1. Akedemis
a.
Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi pengembangan teori ilmu
politik, khususnya komunikasi politik.
b.
Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi pedoman untuk peneliti selanjutnya.
2. Praktis
a.
Penelitian ini diharapkan
dapat memperjelas peran serta posisi media massa dalam pembangunan perpolitikan
di Indonesia.
b.
Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi pedoman para aktor politik tentang proses dan cara kerja media
massa dalam penyajian pemberitaan politik.
D.
Pengertian Judul
a. Pengertian Dampak
Dampak adalah suatu keniscayaan dalam setiap komunikasi. Setiap proses komunikasi
memiliki tujuan yang sama. Begitu pula dengan komunikasi politik. Ditinjau
dari bahasanya, komunikasi berasal dari kata “common” yang artinya sama,
komunikasi bertujuan untuk menyamakan. Efektifitas komunikasi dinilai dari
seberapa jauh kesamaan antara komunikator dan komunikan. Entah itu sama dari
tataran pengetahuan atau informasi, sama sikap, hingga sama tindakan atau
prilaku.
Dampak inilah yang dikonsepsikan sebagai dampak
komunikasi. Adapun dampak dari komunikasi tersebut
dapat dibagi dalam tiga kategori yakni pertama kognitif, yaitu dampak ini
diakibatkan dari diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Kedua,
afektif dampak ini kadarnya lebih tinggi daripada kognitif. Komunikasi
yang terdapat dampak afektif mulai memberi sikap atas suatu informasi. Bukan
hanya berhenti pada tataran tambahan pengetahuan. Ketiga, konatif / behavioral,
yaitu dampak behavioral / konatif ini kaitannya pada prilaku komunikan setelah
proses komunikasi berlangsung. Ketika sikap dan perilaku komunikan sesuai
harapan komunikator, maka itu dapat digolongkan sebagai komunikasi efektif.
Namun tidak semua proses komunikasi konteks apapun itu, bisa berakhir
ditingkatan konatif atau behavioral.
Dampak dapat dilihat jika perubahan yang terjadi pada penerima sama
dengan tujuan yang diinginkan oleh sang komunikator. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, dampak dapat dilihat dalam bentuk perubahan pengetahuan,
sikap dan prilaku. Pada tingkat pengetahuan dampaknya bisa
terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Dampak
pada sikap, yakni adanya perubahan internal pada diri seseorang yang
diorganisir dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya
terhadap suatu objek baik yang terdapat di dalam maupun dari luar dirinya.
b.
Pengertian
Kampanye
Di indonesia kampanye sering diartikan sebagai pawai
motor, pertunjukan hiburan oleh para artis, pidato berapi-api dari juru
kampanye (jurkam) penuh propaganda, agitasi, caci maki, dan ledakan-ledakan
sinis yang menyinggung kontestan lain.[2]
Dengan cara-cara seperti ini maka maka kata kampanye banyak di salah artikan
karena realitas di lapangan pada saat ini tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan
kampanye yang sebenarnya.
Kampanye adalah aktivitas komunikasi yang ditunjukan
untuk memengaruhi orang lain agar ia memiliki wawasan, sikap dan perilaku
sesuai dengan kehendak atau keinginan penyebar atau pemberi informasi.[3]
Menurut ilmuan (1999) kampanye adalah upaya persuasif untuk mengajak orang lain
yang belum sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang kita tawarkan, agar
mereka bersedia bergabung dan mendukungnya.[4]
Oleh karena itu, dalam kampanye diharuskan melampirkan atau melontarkan ide-ide
yang terbaik yang bisa menarik simpati dan bisa mempungaruhi pikiran orang lain
yang bisa kita harapkan dukungannya.
Menurut Kotler dan Roberto (1989) “Campaign is an organized effort connducted by one group (the change
agent) which intends to persuade other (the target adopters), to accept,modify,
or abandon certain ideas, attitides, practices and behavior.” Kampanye
ialah sebuah upaya yang diorganisasi oleh kelompok (agen perubahan) yang di
tunjukan untuk memersuasi target sasran agar bisa menerima, modifikasi atau membuang
ide, sikap dan perilaku tertentu.[5]
Oleh karena itu, Richard A. Joslyn dalam Swanson (1990) melukiskan kampanye
politik tidak ada bedanya dengan sebuah adegan drama yang dipentaskan oleh para
aktor-aktor politik.[6]
c.
Pengertian
Pemilihan Umum
Secara sederhana,
pemilihan umum didefinisikan sebagai suatu cara atau sarana untuk menentukan
orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam menjalankan pemerintahan. Dalam
buku Parpol Suatu Tinjauan Umum (81:1984), disebutkan Harris G. Warren dan
kawan-kawannya menyatakan bahwa pemilu adalah sebuah kesempatan ketika warga
memilih pejabatnya dan memutuskan apa yang mereka ingin pemerintah lakukan
untuk mereka.[7]
Sudiharto
menyatakan bahwa pemilu adalah sarana penting dalam demokrasi, karena pemilu merupakan
contoh partisipasi rakyat dalam berpolitik. Hal ini terjadi karena banyaknya jumlah
warganegara, sehingga mereka harus menunjuk wakil untuk kehidupan negara.
Deliar Noer juga berpendapat, jumlah warganegara yang
sangat banyak tidak memungkinkan untuk mengadakan permusyawaratan di satu
tempat yang sama, sehingga diperlukan pemerintah dan lembaga perwakilan untuk
memecahkan persoalan negara. Untuk itulah diperlukan pemilu, yang bertujuan
untuk memilih wakil rakyat di pemerintahan.[8]
Melalui pemilu,
setidaknya dapat dicapai tiga hal. Pertama, lewat pemilu kita dapat menguji
hak-hak politik rakyat secara masif dan serempak. Kedua, melalui pemilu kita
dapat berharap terjadinya proses rekrutmen politik secara adil, terbuka, dan
kompetitif. Ketiga, dari pemilihan umum kita menginginkan adanya pola
pergiliran kekuasaan yang damai.[9]
Pemilu di Indonesia
pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Namun, setelah amandemen keempat UUD
1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula
dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga
pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pilpres sebagai bagian dari
pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala
daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu.[10]
E.
Metode Penelitian
1.
Jenis
penelitian
Dalam penelitian
ini, penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif yang
bersifat deskriptif, dimana penulis mencoba untuk meneliti atau menganalisa
dengan mencoba memberikan gambaran dan penjelasan mengenai kenyataan empiris
yang dijadikan objek penelitian.
2.
Teknik pengumpulan data
Penelitian sosial merupakan kegiatan ilmiah
yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang
bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala sosial, yang bertujuan
untuk mempelajari gejala sosial tersebut, dengan jalan menganalisisnya. Selain
itu, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta sosial tersebut
untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul dalam
gejala yang bersangkutan.[11]
Pada penelitian ini penulis menggunakan
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer didapat dengan
melakukan teknik pengumpulan data melalui
a. Metode
Wawancara
Wawancara mendalam
secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara,
dimana pewancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama.[12]
Adapun yang akan menjadi informan disini
adalah :
1.
Tim Sukses Kandidat
2.
Media Massa (Pimpinan Redaksi dan Tim
Editing Harian Fajar)
3. Pemilih
b. Metode Observasi
Metode
ini adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan pengindraan.[13] Dengan
tujuan mendapatkan gambaran yang benar tentang suatu gejala sosial atau
peristiwa tertentu yang ada dan terjadi pada suatu lokasi dalam suatu daerah.
Adapun sumber data sekunder diperoleh melalui teknik
pengumpulan data dengan menggunakan:
a. Metode Dokumenter
Metode ini adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam
metode penelitian sosial. Yang pada intinya metode ini digunakan untuk
menelusuri data histori, dan sosial. Yang sebagian besar fakta data sosial
tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi, seperti buku-buku, literatur,
arsip atau dokumen pemerintah.[14]
b. Metode Online
Metode pengumpulan data online adalah tata cara melakukan
penelusuran data melalui media online seperti
internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti
dapat memanfaatkan data informasi online
yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis.[15]
3.
Teknik
analisis data
Data yang diperoleh dari pelaksanaan observasi dianalisis secara
kualitatif. Sedangkan data analisis kebijakan pemerintah menggunakan metode
deskriptif. Metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap
mengenai gejala sosial tertentu. Metode ini digunakan untuk pengamatan atau
penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang jelas dan baik
terhadap suatu masalah tertentu dan didalam suatu daerah tertentu.
F.
Tinjauan Pustaka
Penulisan skripsi
dengan tema komunikasi politik sangat baik menjadi tolak ukur bagi penelitian
ini. Hal ini membuat penulis mengambil judul “Dampak Kampanye Terhadap
Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di
Kabupaten Sinjai Utara Periode 2013-2018”. Demi melengkapi referensi, penulis
mengangkat beberapa kajian pustaka untuk mendukung skripsi ini, antara lain
sebagai berikut:
1. Buku
komunikasi politik: Konsep, Teori, dan Strategi oleh Prof. Hafied Cangara,
M.sc., Ph.D. yang membahas tentang teori politik dan komunikasi, kepartaian,
jajak pendapat, metode dan teknik kampanye, undang-undang dan peraturan
pemerintahan tentang kepartaian, hubungan politisi, wartawan, dan artis,etika
dan pembentukan karekter politisi sebagai “negarawan”, sampai riset dan
pembangunan karier dalam komunikasi politik.
Didalam buku diatas ada
kaitannya dengan judul skripsi yang berjudul“Dampak Kampanye Terhadap Perolehan
Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten
Sinjai Utara Periode 2013-2018”.
G. Kerangka
Teori
Melihat dari judul penelitian yaitu “Dampak
Kampanye Terhadap Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan di Kabupaten Sinjai Utara Periode 2013-2018”, peneliti menggunakan beberapa teori-teori ilmiah
yang juga relevan dengan judul yang akan diteliti. Adapun teori-teori ilmiah
yang digunakan yaitu:
1.
Teori komunikasi
Terminologi
komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communica
yang artinya membagi, dan Communis
yang berarti membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.[16]
Selain itu, pemilihan langsung untuk pejabat eksekutif dan legislatif telah
melahirkan banyak kreasi komunikasi para kandidat untuk memikat dan menarik
suara pemilih. Hal inilah yang penulis ingin teliti lebih dalam lagi dengan
memanfaatkan momen pemilukada provinsi Sulawesi Selatan khususnya di kabupaten
sinjai.
Namun dari sisi pendekatan konsep
pemasaran politik, ternyata produk politik (kampanye) sangat berbeda dari
produk komersial lainnya. Menurut Adman Nursal (Setiyono, 2008:19), setidaknya
ada beberapa hal yang membedakan pilihan politik dengan pilihan pribadi
terhadap produk-produk konsumtif.
Melalui media pula khalayak dapat
mengetahui segala bentuk aktifitas para kandidat. Selain itu, visi
dan misi, pernyataan, sosok serta bagaimana kemampuan berdebatnya dapat pula
diketahui melalui media.
Olehnya itu, informasi politik yang
diterima masyarakat melalui media tertentu banyak memberikan pengaruh terhadap
sikap dan partisipasi politik masyarakat. Hal ini sesuai
pula dengan penjelasan Nimmo dalam penelitian yang ada menunjukkan pula bahwa
orang Amerika lebih banyak memperoleh informasi politik melalui media (Nimmo,
1999).
Selanjutnya memilih adalah salah satu
tindakan akhir dalam proses pemilihan umum. Suatu rangkaian ritual dalam
demokrasi. Disinilah kita melihat dan menilai apakah rangkaian iklan kampanye
politik yang dilakukan oleh para calon dan tim pemenangan dengan menggunakan
media perantara sebagai wadah komunikasi politik dapat berjalan sesuai dengan
harapan dan berpengaruh terhadap perolehan suara kandidat atau tidak.
H. Garis-garis
besar isi skripsi
Penulis akan memberikan
gambaran umum dari pokok pembahasan ini agar skripsi ini terarah dan
sistematis. Isi skripsi ini terdiri dari tiga bab yaitu:
Bab pertama, Yang dimulai dengan pendahuluan
yang mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan,
pengertian judul, metode penelitian
kajian pustaka, kerangka teori serta garis besar isi skripsi dan
komposisi bab.
Bab kedua,
Gambaran Umum Lokasi Penelitian, yang membahas mengenai Letak Geografis
Kabupaten Sinjai, gambaran umum pilkada di sinjai.
Bab ketiga, Hasil Penelitian, pada bab ini akan membahas dampak kampanye melalui media massa terhadap perolehan suara calon
Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara serta dampak pemberitaan harian Fajar terhadap perolehan suara calon
Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara.
. Bab
keempat, Penutup, yang terdiri dari
kesimpulan dan saran.
I. Komposisi Bab
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan
D. Pengertian Judul
E. Metode Penelitian
F. Kajian Pustaka
G. Kerangka Teori
H. Garis Besar Isi Skripsi
I. Komposisi Bab
BAB II: GAMBARAN UMUM
LOKASI PENELITIAN
A. Letak
Geografis Kabupaten Sinjai, gambaran umum pilkada di sinjai
BAB III: HASIL
PENELITIAN
A. Dampak kampanye melalui media massa terhadap perolehan suara calon
Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara
B. Dampak pemberitaan harian Fajar terhadap perolehan suara calon
Gabernur Sulawesi Selatan pada pilgub di kabupaten Sinjai Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, Sitti. Skripsi Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Islam
Terhadap Pembangunan Karater Anak di SD. Inpres Bertingkat Layang Kacematan
Bontoala Kota Makassa.,Unismuh
Cangara,Hafied,2011. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan
Strategi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
Sanit,Arbi,2011. Sistem Politik Indonesia: Kestbilan, Peta
Kekuatan Politik, dan Pembangunan.PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
Nimmo,Dan,2011. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan
Media.PT Remaja Rosdakarya. Bandung
------------------,http://sospol.pendidikanriau.com/2009/12/definisi-pemilihan-umum-secara.html, diakses senin
14 januari 2013
------------------,http://mershaly.wordpress.com/2010/01/05/makalah-pemilu/, diakses senin
14 januari 2013
[1] Dan Nimmo,Komunikasi politik:Komunikator, pesan, dan media (Cet.ke-1 s.d
ke-6,Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1989 sd. 2008) hal. 171.
[2] Prof.Hafied Cangara, M.Sc.,Ph.D,
Komunikasi politik: Konsep, Teori, dan
Strategi.(Cet.ke-3,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2011) hal.223.
[3]
Ibid.
[4] Ibid
[5] Ibid., hal.229.
[6] Ibid., hal 230.
[7] Lihat
http://sospol.pendidikanriau.com/2009/12/definisi-pemilihan-umum-secara.html
[8]
Ibid
[9]
Lihat
http://mershaly.wordpress.com/2010/01/05/makalah-pemilu/
[10] Ibid
[11] Soerjono Soekanto, Pengantar
Penelitian Sosial (Jakarta:UI Press,
1986), hal. 43.
[12]Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 108.
[13] Ibid., hal. 117.
[14] Ibid.,hal 121.
[15] Ibid., hal. 124.
[16]
Prof.Hafied Cangara,
M.Sc.,Ph.D, Komunikasi politik: Konsep,
Teori, dan Strategi.(Cet.ke-3,Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2011) hal.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar